Tampilkan postingan dengan label Kudus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kudus. Tampilkan semua postingan

Aku Dilamar!



Basi enggak sih baru nulis cerita lamaran, padahal udah berlangsung sejak 3 bulan yang lalu?
Basi? Yaudahlah, tetep dibaca aja. Kali-kali bisa berguna kan.
*maksa*

Jadi ceritanya 19 November 2017 aku resmi dilamar sama pria idamanku. Sebut aja namanya Maski. Persiapan lamaran agak-agak rempong. Padahal mah setelah acaranya berlangsung ya gitu-gitu aja.

Sebelum lamaran resmi yang mendatangkan keluarga besar ke domisili orang tuaku yaitu Kudus, keluarga inti Maski sebenernya udah silaturahim dulu ke keluargaku beberapa hari setelah lebaran yaitu akhir Juli. Saat itu, keluarganya datang sambil nanya apakah aku udah ada yang lamar, atau belum. Intinya ini semacam nembung secara non formal gitu yah.

Akhirnya, setelah dijawab belum, keluarga Maski langsung mengatur acara lamaran resmi selang 3 bulan kemudian. Daaaan, mulai dari situlah cerita ini dimulai!

Berkunjung ke Pasar Tradisional

Setelah bertapa sekian lama dan merutuki diri sendiri karna selalu terjangkit virus malas, akhirnya aku kembali ngeblog. I'm back eperibadeeehhh!! Eh, emang siapa gue yak. Berasa dinanti-nanti amat kedatangannya. Hihi.

Akhirnya libur lebaran udah hampir selesai. Dan ini adalah masa-masa dimana para kuli harus membangkitkan mood buat memulai hari Senin. 

Apaaa? Seninn?? Sejenis apa itu??!! 
*mendadak amnesia*

Daripada mikirin hari Senin, mending sekarang mikirin pasar aja. Kalau bicara soal pasar, yang terbayang pasti penjual ikan, tomat, suara berisik, dan semacamnya. Heran kenapa pasar identik dengan yang kayak gitu.  Padahal kan itu semua emang benar adanya *ini sebenernya ngomong apa sih*

Berhubung kemarin pas libur nemenin Ibu ke pasar tradisional, ada beberapa fakta yang baru aku amati. Jadi ketika si Ibu lagi asik belanja dan tawar menawar sama penjual, aku malah asik memperhatikan sekeliling pasar dan poto-poto. Bisa dipastikan si Ibu nggak sadar anaknya menghilang. Hihi.

Perpanjangan SIM dan Pulpen

Sebenernya lagi banyak yg mau diceritain. Apalagi udh bertapa sebulan lebih dari dunia perbloggingan *sambil bersih-bersih blog*. Ngerasa besalah juga sama keyboard laptop yg berdebu karna udah lama tak terjamah *sambil bersih-bersih laptop*. Lah ini kalau bersih-bersih terus kapan ceritanya ya?

Berhubung minggu lalu baru pulang ke Kudus dan perpanjang SIM C, jadi mau ceritain pengalaman itu aja lah. Nggak usah bingung-bingung kalau mau perpanjang SIM. Prosedurnya gampang kok, tinggal datang aja ke Polres dan jangan lupa fotocopy KTP dan SIM 2 lembar. Nanti, kita akan melakukan cek kesehatan di sana lebih dulu. Bahasa kerennya sih di cek gitu ya, padahal aslinya mah cuma ngisi form dan ditanya tentang kesehatan mata, jantung dan tekanan darah. Untung dia nggak nanya kejiwaan. Dari hasil ngisi form dan tanya-tanyaan itu, kita harus membayar 25 ribu.